- dakwatuna.com - Demi masuk Islam, Ferick Rinaldy “Muhammad” Hutapea (43 tahun), rela bercerai dengan istrinya, diusir oleh keluarga besarnya, dicopot jabatannya sebagai Sekretaris Badan Pengawas Perbendaharaan Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) Wilayah DKI Jakarta, serta bisnisnya diboikot hingga bangkrut.
Perkenalannya dengan Islam berawal pada
2008, Hutapea bertemu dan berkenalan dengan gadis Muslimah bernama Siti
Hazami yang sederhana baik secara penampilan maupun kehidupan
ekonominya.
Sekalipun tidak ada pemaksaan untuk memeluk
Islam, Hutapea menyadari dan meyakini bahwa: “Ada suatu kekuatan lain
yang sedang bekerja untuk menaklukkan iman Kristen saya, dia (Siti
Hazami) telah dipilih Allah SWT menjadi perantara, untuk menyampaikan
hidayah dalam kehidupan saya.”
Ia menyadari, bahwa keputusan ini akan
memunculkan dampak yang serius dan besar. Namun panggilan kerohanian
dalam dimensi yang baru (Islam), sekalipun belum dapat dipahami dengan
utuh, mendominasi jiwa Hutapea, sehingga tanpa ragu, pada tanggal 9
April 2009, dirinya mengucapkan dua kalimat syahadat, di Mushola
Darussalam, Pabuaran, Bojong Gede, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, yang
dipandu oleh Ustad Arif Bahrul Ulum, disaksikan oleh pengurus mushola,
dihadiri warga dan jamaah. Dan Hutapea pun diberi nama Islam, Muhammad.
Sejak saat itu, ia mulai menjalani babak
baru kehidupan dan mengakui secara terbuka kepada semua pihak tentang
keislamannya. Istri yang telah dinikahi selama 12 tahun tidak dapat
menerima keputusan yang telah diambilnya sehingga meminta cerai. “Karena
menganggap saya telah jatuh dalam kesesatan,” ungkapnya.
Penolakan berikutnya muncul dari kedua
orangtua dan kakak adik, yang ternyata kali ini jauh lebih keras, yang
kemudian dilanjutkan dengan pengucilan dari keluarga dan keluarga besar.
Tidak berhenti sampai disitu, penolakan dan
pengucilan yang lebih luas dari para sahabat dan teman, dari lingkungan
sosial dan komunitas yang selama ini telah terjalin dengan baik, harus
luntur dalam waktu seketika. “Saya dianggap pesakitan, dan tidak layak
lagi untuk dirangkul,” bebernya.
Peristiwa berikutnya yang terjadi, adalah
penghapusan nama, pencabutan jabatan dan penolakan di seluruh organisasi
yang pernah ia jalani. Serta pemboikotan order dan garapan kerja yang
memang hampir seratus persen dari jamaat gereja. Sehingga PT Astaseni
Prima Agraprana (Astaprana), perusahaan yang bergerak di bidang
kontraktor interior dan sipil yang ia dirikan bangkrut.
Alhamdulillah, pada tanggal 26 Juni 2010,
dengan bantuan Dadang dan saudara Muslim lainnya Hutapea dapat
melangsungkan pernikahan dengan Siti Hazami. Kemudian mencoba hidup
mandiri dengan mengontrak sebuah rumah petak dan kerja serabutan di
Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Pada akhir 2011, Ferick mendapatkan
pekerjaan yang lebih baik di salah satu perusahaan asing yang berlokasi
di daerah Kemang. Selanjutnya, Ferick mengajak keluarganya pindah ke Jl
H Moong, Kelurahan Kampung Baru, Pasar Rebo, Jakarta Timur hingga saat
ini.
Pada awal tahun 2013, secara tak terduga,
Ferick kehilangan pekerjaan di perusahaan asing tersebut, yang
dikarenakan mereka menghentikan untuk sementara kegiatan bisnisnya di
Indonesia. “Tanpa memberikan hak saya (pesangon, red) sedikitpun,”
ungkapnya.
Dampaknya adalah menyeret Ferick kembali
dalam kondisi ekonomi yang sulit sampai dengan hari ini dan kembali
kerja serabutan. Tak mau terus terpuruk, Ferick berniat dan bertekad
untuk mengembangkan warung sate kelinci yang dulu pernah ia tekuni.
Sebelum masuk Islam, ia pernah menjalan usaha warung sate kelinci yang
cukup sukses, bahkan ia memiliki 7 cabang warung. “Saya melihat prospek
usaha ini cukup bagus dan berpeluang luas,” ungkapnya.
Untuk itu, dengan segala kerendahan hati,
Ferick berharap saudara-saudara Muslim yang budiman mau membantunya,
agar dapat mewujudkan niat pengembangan usaha sate kelinci di kawasan
jakarta selatan ini.
“Besar harapan saya, agar sudi kiranya,
saudara-saudara Muslim yang budiman, berkenan mempertimbangkan serta
mengabulkan permohonan saya ini, dengan menyisihkan sebagian rezeki yang
diperoleh, agar dapat merealisasikan rencana usaha ini, yang tentunya
dengan diiringi doa, kiranya Allah SWT membalas segala kebaikan dengan
rahmat dan berkah yang berlimpah, aamiin,” pungkas Ferick.
Artikel ini di Posting : Ruly Abdillah Ginting Tentang Dunia Islam
Terima Kasih sahabat telah membaca : Karena Memeluk Islam, Ferick Hutapea Diusir dan Bisnisnya Diboikot Silahkan membaca artikel lainnya tentang Mualaf
di sini Tentang Dunia Islam
Anda bisa menyebarluaskan artikel ini, Asalkan meletakkan link dibawah ini sebagai sumbernya
Anda bisa menyebarluaskan artikel ini, Asalkan meletakkan link dibawah ini sebagai sumbernya
{ 0 komentar... read them below or add one }
Post a Comment